Text
Perbedaan Derajat Keasaman Saliva Antara Perokok Elektronik dan Perokok Konvensional (Studi pada Mahasiswa Usia 19-24 Tahun di FKG UPDM (B))
Latar Belakang : Merokok merupakan kebiasaan yang sulit untuk dihentikan dan berbahaya bagi para pengguna dan orang yang berada di sekitarnya. Di Indonesia, tidak ada penurunan perilaku merokok pada masyarakat berusia 15 tahun ke atas antara tahun 2007 – 2013. Rokok dapat menghambat aliran saliva sehingga mengurangi volume saliva di dalam rongga mulut. Terdapat hubungan erat antara merokok, kandungan nikotin, dan penurunan laju aliran saliva. Maka, perlu adanya penelitian mengenai perbedaan derajat keasaman saliva antara perokok elektrik dan perokok konvensional.
Tujuan : Mengetahui perbedaan derajat keasaman saliva antara perokok elektrik dan konvensional.
Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional, pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling pada Mahasiswa Usia 19 – 24 Tahun di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), dengan total sampel 46 perokok elektrik dan 46 perokok konvensional, penelitian dilakukan dengan cara mengukur derajat keasaman saliva dari kelompok perokok menggunakan pH meter digital.
Hasil : Rerata derajat keasaman saliva pada sampel perokok elektrik 7,3522 dan perokok konvensional 7,0826.
Kesimpulan : Terdapat perbedaan derajat keasaman saliva antara perokok elektrik dan perokok konvensional.
Kata kunci : Perokok Elektrik, Perokok Konvensional, Derajat Keasaman Saliva
| SFKG002031 | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain