Text
Hubungan Kebiasaan Parafungsional (Menggigit Kuku) pada Remaja Usia 15-18 Tahun di SMA Islam Terpadu Harapan Umat Karawang dengan Gangguan Sendi Temporomandibular
Latar belakang : Gangguan temporomandibular adalah penyebab paling umum kedua dari rasa sakit di daerah orofasial setelah sakit gigi. Gejala yang paling umum adalah nyeri pada otot pengunyahan atau pada area sendi, sakit kepala dan bunyi sendi. Etiologi TMD bersifat multifaktorial, dan terdiri dari faktor biologis, faktor psikologis dan faktor sosial. Kebiasaan menggigit kuku juga dapat menyebabkan rasa sakit pada otot pengunyahan dan disfungsi sendi temporomandibula yang disebabkan hiperaktif otot.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan parafungsional khususnya menggigit kuku dengan gangguan temporomandibular pada remaja usia 15-18 tahun.
Metode : Penelitian ini akan menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan model Cross Sectional dengan jumlah responden sebanyak 69 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini dilakukan kepada siswa SMA Islam Terpadu Harapan Umat Karawang yang berusia 15-18 tahun. Data dikumpulkan melalui kuesioner menggigit kuku,
pemeriksaan fisik, dan DC/TMD.
Hasil penelitian : Dari hasil uji korelasi pearson adalah sebesar 0.000 yang artinya ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan menggigit kuku dengan kelainan sendi temporomandibular pada remaja SMA
Islam Terpadu Harapan Umat Karawang.
Kesimpulan : Terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan parafungsional menggigit kuku dengan terjadinya
gangguan sendi temporomandibular pada remaja SMA Islam Terpadu Harapan Umat Karawang.
| SFKG002005 | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain