CD & TEXT
Potensi Antibakteri Chitosan Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis sebagai Bahan Irigasi Saluran Akar
Bakteri Enterococcus faecalis merupakan bakteri kokus gram
positif berbentuk ovoid berdiameter 0,5-1 µm yang dapat berkoloni secara soliter,
berpasangan ataupun rantai. Enterococcus faecalis dapat bertahan hidup di
lingkungan yang ekstrem, mampu menginvasi tubulus dentin, dan dapat membentuk
biofilm. Enterococcus faecalis merupakan mikroorganisme yang paling sering
ditemukan pada lesi periradikuler persisten dalam kasus kegagalan perawatan saluran
akar. Bahan irigasi memiliki peran penting dalam perawatan saluran akar. Bahan
irigasi dalam perawatan saluran akar digunakan untuk menghilangkan atau
mengurangi jumlah mikroorganisme dalam saluran akar, termasuk Enterococcus
faecalis. Bahan irigasi yang sudah umum digunakan antara lain natrium hipoklorit
(NaOCl) dengan konsetrasi 0,5-6% dan klorheksidin 2%. Chitosan adalah salah satu
polimer biokompatibel alami berupa polisakarida linear, berasal dari deasetilasi
chitin. Polisakarida ini mempunyai sifat biokompatibel, biodegradable, dan bioadhesi
yang baik. Chitin merupakan salah satu polisakarida yang paling berlimpah di alam
yang membentuk sebagian besar cangkang Crustaceae seperti kepiting dan udang.
Tujuan: Untuk menjelaskan potensi antibakteri chitosan terhadap bakteri
Enterococcus faecalis sebagai bahan irigasi saluran akar. Metode: Berdasarkan
jurnal, textbook, dan website yang diakses melalui database Google Scholar, Ebsco,
Research Gate, NCBI, BMC, Hindawi, Medline (Pubmed), Scopus, Elsevier,
BacDive. Jurnal referensi yang diambil berupa laporan penelitian dan studi pustaka
yang diterbitkan dari tahun 2010-2020. Kesimpulan: Ulasan ini mengungkapkan
bahwa chitosan 0,5%, 1%, dan 2% memiliki efek antibakteri terhadap bakteri
Enterococcus faecalis.
Kata Kunci : Enterococcus faecalis, Bahan Irigasi Saluran Akar,
Chitosan, Natrium Hipoklorit, Klorheksidin
SFKG000913 | 617.63 Fad p | My Library (Rak No. 3) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain